About

Sponge Sponge

Pages

Jumat, 09 Desember 2016

RESENSI SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH

Judul              : SUJUD NISA DI KAKI  TAHAJJUD SUBUH
Pengarang      : Kartini Nainggolan
Penerbit          : Diva Press
Tahun Terbit    : 2014
Harga              : 20.000



Pendahuluan

Kartini Nainggolan, lahir pada tanggal 17 Agustus 1985 di Kisaran, Asahan, Sumatera Utara. Ia merupakan putri ke-6 dari 13 bersaudara dari pasangan Sanusi Nainggolan, S.Ag. dan Waginah. Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswi di Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Ia dikenal sebagai gadis yang aktif dalam berbagai kegiatan. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum Yayasan an-Nahlu, Kisaran, Asahan. Di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ia tergabung dalam Danis KAMMI dan anggota Syiar UKI JAA. Ia juga dipercaya sebagai ketua Kawan fiksi Al-Kahfi (JAA).
Meskipun disibukkan oleh tugas kuliah dan berbagai kegiatan kampus, ia masih menyempatkan diri untuk jalan-jalan. Penyuka warna merah tua ini juga memiliki hobi menulis dan membaca. Tidak mengherankan jika berbagai prestasi di bidang kepenulisan pernah diraihnyaa. Ia juga pernah menjadi finalis dalam lomba Novel DKJ pada tahun 2006. Karyanya dalam bentuk puisi yang berjudul Puisi Cinta pernah dimuat di harian Asahan, Sumatera Utara.
Novel ini menjelaskan tentang Permasalahan Hidup dimana dengan senantiasa beribadah kepada Allah, tetap sabar, tawakkal, khusyuk, selalu bersyukur, dengan Sujud Tahajjud, artinya dengan kekuatan iman dan kerendahan hati semua masalah yang kita hadapi pasti akan terasa mudah.
Buku ini menggunakan bahasa campuran, dan tidak mencantumkan daftar pustaka, seharusnya daftar pustaka itu peerlu agar pembaca tidak kesulitan dalam mencari halaman-halaman yang diinginkan.





SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH

Sebuah novel religius menceritakan tentang permasalahan hidup yang dihadapi seorang wanita bernama Nisa, dia memiliki sebuah keinginan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi setelah lulus SMA. Tapi itu mustahil baginya karena biaya pendidikan saat ini semakin besar. Empat bulan yang lalu bapak dan ibunya menjual sawah yang diwariskan oleh neneknya untuk membiayai kuliah kakaknya dan menutupi hutang-hutang di bank dan koperasi serta masih banyak keperluan lainnya.Nisa dibingungkan oleh dua pilihan yang mau tak mau dia Harus memilih salah satu dari pilihan tersebut. Nisa sangat senang dengan keputusan bapaknya yang menyetujuinya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tetapi disisi lain ibu Nisa tidak setuju, justru ibu menginginkan Nisa untuk bekerja.Setelah banyak perdebatan antara bapak dan ibu akhirnya ibu menyetujui Nisa untuk melanjutkan pendidikannya.Nisa kuliah di Yogyakarta jurusan keperawatan fakultas kedokteran.
Di Kota Yogyakarta banyak sekali cobaan-cobaan yang dia alami,mulai dari masalah ekonomi, cemohan, ejekan, caci-maki, hinaan, fitnah dari teman-temannya sampai masalah percintaan.Nisa benar-benar sedih,Tapi Nisa tetap sabar dan rendah hati menghadapi semuanya. Di kampus Nisa sangat aktif, dia menjadi seorang penulis dan berhasil memenangkan lomba membuat novel meskipun tidak mendapat juara satu. Dia juga menjadi Ketua Mapala,Mapala termasuk pers yang menonjol karena prestasi yang diukirnya.
Seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan dari benak Nisa tentang kepribadiannya, tentang wataknya yang kurang jelas antara kekerasan hati, sensitivitas, sikap plinplan dan ciri khas yang dimilikinya. Tapi dia merasa bahwa sikapnya sekarang lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya.Tapi Nisa berharap dia bisa berubah menjadi lebih baik lagi.Jika dilihat dari belakang banyak yang mengira dia adalah laki-laki karena rambutnya yang pendek dan sering mengenakan jeans, Nisa hanya memakai jilbab jika ke kampus saja, kalau diluar kampus Nisa hanya melipat jilbab dan menyimpannya di dalam lemari.
 Tetapi segalanya telah berubah dalam kedipan mata. Nisa membuat keputusan tanpa sebab dia memutuskan untuk keluar dari Mapala, dia harus melepas zona kenyamanannya selama ini, Nisa ingin bertaubat mengorbankan cinta, meninggalkan kehinaan dan kesombongan,Dia ingin mencintai sang maha pencipta. Dan dia memutuskan untuk berjilbab.Nisa senantiasa menemukan energy baru dalam menghadapi semua kemelut hidupnya setiap kali bersujud di kaki Tahajjud dan Subuh . Semua persoalan hidup yang dialaminya sungguh menguras energi , perasaan, dan air mata. Mulai dari persoalan cinta, cemburu, egois, kepercayaan diri, penantian, pengkhianatan, hingga kesendirian berhasil dia lewati dengan kesungguhan, kesabaran, keikhlasan, keimanannya kepada Allah SWT. Begitulah perjalanan hidup Nisa yang sangat luar biasa yang bisa kita jadikan teladan dan contoh.

Buku ini menarik, bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca, berisi motivasi sehingga akan memberikan tauladan dan motivasi bagi pembacanya. Tetapi dari segi pencetakannya buku ini kurang baik karena tidak mencantumkan daftar isi sehingga pembaca sulit menemukan halaman-halaman yang diinginkan.Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa baku dan modern atau campuran.

0 komentar:

Posting Komentar