About

Sponge Sponge

Pages

Rabu, 07 Desember 2016

Best Day of My Life

Mengagumi dalam diam itu sulit diungkapkan rasanya. Aku memang lebih suka mengagumi orang dalam hati, aku tak pernah bilang kepada siapapun karena aku tahu apa yang akan terjadi jika aku bilang ke orang lain. Ya, pasti dicie-ciein, dieyek-eyekin, dan sejenisnya, kata itulah yang membuatku malu-malu macan, malu tau mau, ah aku tak mau itu terjadi.
Naufal Ar Reyansyah seorang yang membuat ruang di otak dan hatiku penuh dengannya. Dia teman sekelasku di kelas X MIPA C di salah satu SMA negeri favorit di kotaku. Dia tak begitu cerdas, dia tampan jika senyum dua jari, dia kurus, dia tidak terlalu tinggi, namun kenapa dia membuatku tak berhenti menatapnya, menatap matanya yang coklat kehitaman dan bulu mata yang lentik bak seorang wanita, bahkan saat jam pelajaran berlangsung sekalipun aku tak berhenti menatapnya.
Satu bulan telah berlalu bagaikan satu minggu. Satu minggu berlalu bagaikan sehari, sehari berlalu bagaikan satu jam, satu jam berlalu bagaikan satu menit dan satu menit berlalu bagaikan satu detik.
Tiga hari yang lalu siswa kelas sepuluh telah melaksanakan perkemahan dalam rangka memperingati hari pramuka Dan hari ini sebagian siswa tidak berangkat dan mungkin karena lelah, namun tidak dengan Naufal, dia berangkat ke sekolah dengan suara seraknya selepas perkemahan lalu karena perkemahan itu selalu dipenuhi dengan teriakan dan nyanyian. Berbeda dengan Naufal, teman sebangkuku justru tidak berangkat. Dan itu membuat Naufal duduk sebangku denganku, aku tahu Naufal itu suka tukeran bangku dengan perempuan yang lebih pintar darinya. Aku sangat senang namun mataku tak berani menatap mata indahnya, jangankan menatap matanya menoleh ke kiri saja tak berani, aku hanya pura-pura sibuk mengerjakan soal fisika, dan kadang aku pura-pura menggambar. terkadang Naufal bertanya padaku tentang soal itu, dan aku selalu berusaha menjawabnya karena aku tak mau kelihatan bodoh di depannya.
Dan tiba pertanyaan yang Naufal tanyakan padaku ketika aku tak ingin mendengarnya.
“Va, rumahmu dimana?” tanyanya
“Jl. Anggrek merah” jawabku.
“Hemm… SD N 3?” pertanyaan itulah yang sebenarnya tidak ingin aku dengar, karena aku tahu pacarnya Naufal adalah dari SD N 3.
“Bukan, SD N 1” jawabku sedikit cepat.
“Owh”
“Tet… tet… tet… saatnya jam istirahat dimulai, it’s time to begin the break time”
“Ah, kenapa istirahat sih?” pikirku dalam hati yang tak mau kehilangan momen bersejarah bagiku yang mungkin tak berarti apapun bagi orang lain.
Dua puluh menit telah berlalu, dan saat ini adalah saat indah bagiku karena bel selesai istirahat sudah berbunyi.
Jam pelajaran ke-7 dan ke-8 dimulai, pelajaran bahasa inggris yang diampu oleh miss zeny yang katanya lebih suka dipanggil mom Zen. Satu-satunya pelajaran yang aku sukai, satu-satunya guru yang paling merakyat, gokil, dan bukan killer. Mom Zen menyuruh Naufal pindah ke depan karena kosong, dan itu membuatku kecewa karena Naufal tidak lagi sebangku denganku. Dan aku duduk dengan lelaki yang tinggi dan besar. Ya itu hanyalah untuk beberapa menit saja, tak apalah bagiku.
“Yok, tugas sentencesnya udah dinilai?” tanyanya
“belommm” kata seluruh siswa.
Mom Zen pun keliling untuk menilai, aku mendengar bahwa Naufal dapat nilai nol, dan entah kenapa aku ikut sedih. Saat itu aku pura-pura bertanya pada Naufal.
“Fal, dapet nilai berapa?” tanyaku pura-pura tak tahu.
“Nol, aku gak suka bahasa inggris, udah gitu belum selesai lagi ditambah duduk di depan, kamu?” jelasnya dengan suara serak parah.
“Seratus” jawabku singkat.
“Weseh. Pinjem punyamu coba!”
“Nih, tau gitu tadi tanya ke aku, ntar aku ajarin” sembari kusodorkan bukuku, dan seolah tidak rela dan iklas kalau Naufal dapat nilai nol.
“He’e ya?”
Naufal pun mulai melempar banyak pertanyaan kepadaku tentang bahasa inggris dan itu membuatku harus menjawabnya karena aku ingin Naufal lebih dekat denganku.
“Tanya terus, pegel aku jawabnya” kataku yang pura-pura pegel padahal pengen bicara sama Naufal diluar tema.
“Gak papa, biar pinter” jawabnya.
Aku sangat senang mendengar hal itu karena Naufal ingin berubah menjadi seseorang yang lebih cerdas. Dan aku suka itu.

Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam)Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 7 December 2016

0 komentar:

Posting Komentar